Kondisi jalan rusak, lubang menganga bak kubangan kerbau, tepat di antara SPBU dan kantor Lock and Lock, di Jalan Ciater, Desa Sarua, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, sudah berbulan-bulan diabaikan pemerintah.
Kemacetan berjam-jam terjadi hampir sepanjang hari, terutama pagi dan sore. Padahal, jalan desa tersebut merupakan jalur utama dari arah Ciputat dan Pamulang menuju Bumi Serpong Damai. Kekesalan warga
dihimpun sepanjang Sabtu-Minggu (4-5/2/2012) menunjukkan kegagalan pemerintah daerah dalam merawat jalan. Terbukti, lubang besar yang tidak segera diperbaiki menyebabkan perjalanan dari arah pintu keluar tol BSD-Pamulang menuju persimpangan Pamulang Dua yang hanya berjarak tidak kurang dari 3 kilometer harus ditempuh selama 1-2jam.
"Percuma bayar pajak. Percuma pilih gubernur, percuma pilih walikota, kalau lubang kecil begini saja enggak dibetulin," ujar Johnny, warga Grand Serpong Residence, dengan kesal. Dana, warga Bintaro, pun tidak habis pikir. Jalan rusak begitu tidak cepat diperbaiki. Percuma petugas DLLAJ diterjunkan, kalau Dinas Pekerjaan Umum Tangerang Selatan dan Banten cuek saja.
"Kalau Pilkada saja, jalan dibetulin. Begitu menjabat kepala daerah, seperti Atut dan Rano Karno, mereka lupa. Rakyat dibohongi nih kalau begini terus," ujar Dana, semalam.
Fungsi jalan desa ini semestinya harus ditingkatkan. Sebab, truk kontainer pabrik maupun distributor serta truk pengolah adukan semen seperti Adimix dan Holcim dan truk tangki SPBU kerap berlalu-lalang di
sepanjang jalan tersebut. Walaupun diatur jam masuknya, kerap kali truk-truk itu juga melanggar. Begitu juga bus-bus berukuran besar juga kerap melintas di jalan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar